Sabtu, 19 Januari 2013

Untuk Lebih jelasnya Kunjungi Lant Kawaii...
(google+)
:))

DAPUS

DAFTAR PUSTAKA


Arikunto, Suharsimi. (2001). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Standar Kompetensi Dasar KTSP 2006. Jakarta: Depdiknas.

Kurnia, Budi. (2010). Pendekatan Masalah Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Skripsi Program SI PGSD UPI Tasikmalaya: tidak diterbitkan.

Lidinillah, Dindin Abdul Muiz. (2009). Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning). Makalah, UPI Kampus Tasikmalaya.

Nurhasanah, Laila. (2009). Meningkatkan Kompetensi Strategi Siswa SMP Melalui PBL. Skripsi FMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Priyatno, D. (2009). Mandiri Belajar SPSS (Statistical Product and Service Solution) untuk Analisis Data & Uji Statistik. Mediakom: Yogyakarta.
Riduwan. (2009). Belajar mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.
Riyanti, Anne. (2010). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SD dalam Pembelajaran Matematika melalui Pendekatan Investigasi. Skripsi Program SI PGSD UPI Tasikmalaya: tidak diterbitkan.

Riyanto, Yatim. (2010). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta:Kencana Prinada Medi Group.

Ruseffendi, E.T. (1991). Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.

Russefendi, E.T. (1998). Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: IKIP Bandung Press.
Suherman,dkk. (2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontenporer. Bandung: JICA tim MKBPM Universitas Pendididkan Indonesia.

Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suwangsih, Erna. (2006).Model Pembelajaran Matematika. Bandung: UPI Press.

Trias, Isnatika. (2009). Peningkatan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Melalui Pemberian Tugas Concept Mapping pada Akhir Pembelajaran. Skripsi FPMIPA UPI Bandung:Tidak diterbitkan

Yamin, Martinis. (2011). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press.

Yulianti, Heti. (2009). Penerapan Model Savi Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP. Skripsi FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

BAB III



BAB III
METODE PENELITIAN


Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen karena penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa khususnya kelas VII sekolah menengah pertamapada pokok bahasan aljabar dan geometri bidang datar. Pada penelitian ini akan digunakan dua kelas, yaitu kelas VII-1 sebagai kelas eksperimen dan kelas VII-2 sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen akan mendapat pembelajaran menggunakan model PBL, sedangkan kelas kontrol memperoleh pembelajaran konvensional.
A.  Desain Penelitian
Adapun desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalent Control Group Design, yaitu desain yang melibatkan dua kelompok. Pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan diberikan, kemudian dilihat perbedaan antara pengukuran awal dan pengukuran akhir. Desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut[1]:
E :          O1        X         O2
 

K            O3                    O4

Keterangan:   O1 dan O3: Pretest
 O2 dan O4 : Posttes
 X : Perlakuan (treatment)
 E  : Kelas Eksperimen
 K  : Kelas Kontrol
B.  Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono[2] ‘Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya’. Sedangkan menurut Arikunto[3]  ‘Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti’.

C.  Definisi Operasional Variabel Penelitian
Agar tidak terjadi perbedaan terhadap istilah dalam penelitian ini, maka penulis memberikan penjelasan untuk istilah-istilah tersebut.
1.    Variabel bebas
Model PBL adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pembelajaran.
2.    Variabel Terikat
Kemampuan berpikir kritis adalah sebuah proses disiplin intelektual yang aktif dan dipenuhi oleh kemampuan mengkonsep, menggunakan, menganalisis, mensintesis, atau mengevaluasi informasi yang diperoleh, atau menggeneralisasikan, mengobservasi, percobaan, refleksi, pemikiran, atau komunikasi sebagai petunjuk dari setiap yang dilakukan.
D.  Instrumen Penelitian
Adapun instrumen yang akan digunakan adalah sebagai berikut:
1.    Instrumen Tes
Instrumen tes yang digunakan berupa soal-soal uraian yang diberikan dalam bentuk pretes dan postes. Tujuan dilakukan pretes adalah untuk mengetahui sejauh mana kemampuan awal dari kelas kontrol dan kelas eksperimen, sedangkan postes dilakukan untuk mengetahui sejauh mana perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa setelah dilakukan pembelajaran.
a.    Uji Validitas Butir Soal
Menurut Arikunto[4]“Tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur”.  Untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan dalam penelitian ini valid atau tidak, maka dilakukanlah analisis validitas butir soal. Menghitung koefisien validitas butir soal dengan menggunakan rumus Korelasi Produk Momen[5] memakai angka kasar (raw score) sebagai berikut:
Dengan:
r xy   = Koefisien korelasi item-total
X    = Skor item
Y    = Skor total
N    = Banyaknya subjek                                       
Interpretasi besarnya koefisien korelasi berdasarkan patokan disesuaikan dari Riduwan[6] adalah sebagai berikut:
        Tabel 3.1
      Kriteria Koefisien Validitas Butir Soal
Koefisien Validitas
Interpretasi
0,80 < r ≤ 1,00,
Sangat tinggi
0,60 < r ≤ 0,79
Tinggi
0,40 < r ≤ 0,59
Sedang
0,20 < r ≤ 0,39
Rendah
r ≤ 0,20
Sangat rendah


Pengujian signifikansi koefisien korelasi (validitas) menggunakan uji-t dengan rumus[7]:
Keterangan:
t = nilai thitung
r = koefisien korelasi hasil rhitung
n = jumlah responden
Kaidah keputusan: Jika thitung  > ttabel, berarti valid
                                        thitung  < ttabel, berarti tidak valid
b.   Uji Reliabilitas Tes
Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Oleh karena itu reliabilitas tes berhubungan dengan ketetapan hasil tes. Rumus yang digunakan untuk mencari koefisien reliabilitas dikenal dengan rumus Spearman-Brown (Split Half) berikut ini[8]: 

Keterangan:
ri  = nilai reliabilitas seluruh soal
rb = korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua (ganjil-genap)
Hasil perhitungan koefisien reliabilitas, kemudian ditafsirkan dan diinterpretasi menurut J.P Guilford[9] ,yaitu:
Tabel 3.2
Klasifikasi Koefisien Reliabilitas
Interval
Reliabilitas
            r ≤ 0,20
Sangat rendah
0,20 < r ≤ 0,40
Rendah
0,40 < r ≤ 0,60
Sedang
0,60 < r ≤ 0,80
Tinggi
0,80 < r ≤ 1,00
Sangat tinggi

c.    Indeks Kesukaran
Indeks kesukaran butir soal merupakan bilangan yang menunjukkan derajat atau tingkat kesukaran butir soal. Suatu soal dikatakan memiliki tingkat kesukaran yang baik bila soal tersebut tidak terlalu mudah dan juga tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk meningkatkan usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar dapat membuat siswa putus asa dan tidak mau untuk memecahkannya. Rumus untuk menentukan indeks kesukaran butir soal yaitu:
Keterangan:
IK    = Indeks Kesukaran.
  = Rata-rata skor setiap butir soal.
Maks = Skor maksimal setiap butir soal.                 
Klasifikasi indeks kesukaran Suherman[10] adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3
Kriteria Indeks Kesukaran Butir Soal
Nilai IK
Interpretasi
IK = 0,00
Soal terlalu sukar
0,00 < IK ≤ 0,30
Soal sukar
0,30 < IK ≤ 0,70
Soal sedang
0,70 < IK ≤ 1,00
Soal mudah
IK = 1,00
Soal terlalu mudah


d.   Daya Pembeda
Daya pembeda dari sebuah butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan antara siswa yang mengetahui jawabannya dengan benar dengan siswa yang menjawab salah.
Untuk menghitung daya pembeda setiap butir soal digunakan rumus:
  Keterangan :
DP = Daya Pembeda.
JBA =Jumlah benar untuk kelompok atas.
JBB = Jumlah benar untuk kelompok bawah.
JSA =Jumlah siswa kelompok atas.
JSB =Jumlah siswa kelompok bawah.
Maks = Skor maksimal setiap butir soal.
Kriteria tolak ukur daya pembeda butir soal Suherman[11]  yang sering digunakan disajikan pada tabel 3.4 sebagai berikut:
         Tabel 3.4
Kriteria Daya Pembeda Butir Soal

Nilai DP
Interpretasi
  DP  ≤ 0,00
Sangat jelek
0,00 < DP  ≤ 0,20
Jelek
0,20 < DP  ≤ 0,40
Cukup
0,40 < DP  ≤ 0,70
Baik
0,70 < DP  ≤ 1,00
Sangat baik

2.    Instrumen Non Tes
Instrumen non tes yang digunakan yaitu angket. Angket ini digunakan untuk mengukur sikap dan tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang digunakan. Pengisian angket dilakukan setelah berakhirnya pembelajaran bersamaan dengan postes.
E.  Pengembangan Bahan Ajar
Bahan ajar yang digunakan pada penelitian ini disusun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan memperhatikan beberapa prinsip-prinsip penyusunan RPP. Prinsip-prinsip penyusunan RPP yakni :
1.    Memperhatikan perbedaan individu peserta didik
2.    Mendorong partisipasi aktif peserta didik
3.    Memberikan umpan balik dan tindak lanjut          
4.    Keterkaitan dan keterpaduan
5.    Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi
F.   Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat dilakukan melalui tes dan non tes. Pengumpulan data melalui tes meliputi pretest dan postest yang diperoleh dari hasil tes siswa yang dikategorikan ke dalam jenis data kuantitatif dan non tes meliputi angket untuk siswa yang dikategorikan ke dalam jenis data kualitatif.

Tes untuk siswa diberikan sebanyak dua kali yakni pretes dan posttes untuk masing-masing kelas eksperimen dan kontrol. Pretes diberikan untuk mengetahui kemampuan awal berpikir kritis siswa dalam pelajaran matematika. Pretes ini diberikan di awal sebelum pembelajaran matematika. Sedangkan postet diberikan setelah pembelajaran matematika berlangsung. Postes digunakan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran matematika setelah diterapkan model PBL  pada awal, inti, dan akhir pembelajaran. Angket digunakan dalam penelitian untuk mendapatkan data  mengenai  sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan model PBL.
G.  Teknik Pengolahan (Analisis) Data
Pengambilan data dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan memberikan soal pretes dan posttes kemudian pemberian angket pada kelas eksperimen. Data yang telah diperoleh kemudian dikategorikan ke dalam jenis data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif berupa data hasil pengisian angket sedangkan data kuantitatif diperoleh dari hasil pretes dan postes. Setelah data-data diperoleh, kemudian diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1.    Pengolahan Data Kuantitatif
Pengolahan data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan uji statistik terhadap hasil data pretes, postes, dan N-Gain dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk menguji hipotesis dilakukan analisis statistik pengujian kesamaan dua rata-rata N-Gain antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah sebelumnya dilakukan pengujian normalitas data dan homogenitas untuk menentukan apakah dalam pengujian hipotesis digunakan Statistik Parametrik atau non Parametrik. Dapat ditentukan rata-rata skor dan deviasi standarnya sebagai berikut:
1.    Menghitung rerata skor pretes,  postes, dan N-Gain menggunakan rumus[12]:     
2.    Menghitung deviasi standar skor pretes, postes dan N-Gain menggunakan rumus[13]:
3. Menguji normalitas data skor pretes, postes dan N-Gain digunakan rumus uji kecocokan (Chi Kuadrat) sebagai berikut[14]:
f0 = frekuensi dari yang diamati
fe = frekuensi yang diharapkan
k = banyak kelas
4.    Menguji homogenitas varians skor pretes, postes, dan N-Gain menggunakan rumus[15] 
5.    Jika sebaran data normal dan homogen, uji signifikansi dengan statistik uji t berikut[16]:
Perhitungan N-Gain diperoleh dari skor pretes dan postes masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol. Peningkatan kompetensi yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan rumus g faktor (N-Gain) dengan rumus menurut Meltzer[17] adalah sebagai berikut:
Keterangan:
Spost = Skor postes
Spre = Skor pretes
Smaks = Skor maksimum

Interpretasi N-Gain menurut Hake[18] disajikan pada tabel 3.5 berikut:
Tabel 3.5
Klasifikasi Interpretasi N-Gain
Besar Persentase
Interpretasi
g > 0,7
Tinggi
0,3 < g < 0,7
Sedang
g < 0,3
Rendah

Langkah-langkah pengujian yang ditempuh untuk data pretes, postes dan N-Gain adalah sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data kedua kelas berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh memiliki varians yang homogen atau tidak. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah variansi populasi data yang diuji memiliki variansi yang homogen atau tidak.
c. Uji T Independent Sample T Tes
 Uji T dimaksudkan untuk menguji perbedaan rata-rata secara signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberi perlakuan Ketentuan dalam uji hipotesis menggunakan uji T Independent Sample T Test sebagai berikut[19]:
1)   Ho : m1 = m2
Hi : m1 ≠ m2
2)   Signifikan 5 %
3)   Daerah kritis
Ho ditolak jika Sig. (2- tailed < 0,05)
4)   Statistik Uji
Nilai Sig. (2-tailed)
5)   Kesimpulan
Jika Sig. (2-tailed) < 0,05, maka Ho ditolak, dan Hi diterima sebagai jawaban hipotesis.

2.    Pengolahan Data Kualitatif
Untuk mengolah data angket ini dilakukan dengan menggunakan skala Likert. Dalam pengolahan data angket menggunakan skala Likert, berikut pemberian skor yang digunakan:
a.    Untuk pernyataan positif
SS (Sangat Setuju)                        skor 5
S (Setuju)                                      skor 4
N (Netral)                                      skor 3
Tidak Setuju                                  skor 2
Sangat Tidak Setuju                      skor 1

b.   Untuk pernyataan negatif
SS (Sangat Setuju)                        skor 1
S (Setuju)                                      skor 2
N (Netral)                                      skor 3
Tidak Setuju                                  skor 4
Sangat Tidak Setuju                      skor 5
Untuk interval kategori yang digunakan pada proses pengolahan data adalah interval kategori menurut Rahmat dan Solehudin (2006:53) dengan ketentuan  pada tabel 3.6 sebagai berikut:
    Tabel 3.6
       Interval Kategori
No.
Interval
Kategori
1.
X ≥ ideal + 1,5 Sideal
Sangat Tinggi
2.
ideal + 0,5 Sideal ≤ X < ideal + 1,5 Sideal
Tinggi
3.
ideal - 0,5 Sideal ≤ X < ideal + 0,5 Sideal
Sedang
4.
ideal - 1,5 Sideal ≤ X < ideal - 0,5 Sideal
Rendah
5.
X < ideal - 1,5 Sideal
Sangat Rendah
                                       
ideal =  Xideal
Sideal =   ideal

G.  Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini dirancang untuk memudahkan dalam pelaksanaannya. Penelitian ini dikelompokkan dalam tiga tahap, yaitu: tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir.
1.    Tahap Persiapan
Tahap persiapan terdiri dari:
a.    Pengajuan judul.
b.    Penyusunan dan pengajuan proposal.
c.    Pembuatan bahan ajar.
d.    Pembuatan perlengkapan keperluan penelitian.
e.    Pembuatan kisi-kisi instrumen penelitian.
f.      Pembuatan instrumen penelitian.
g.    Pengurusan surat-surat perizinan penelitian.
h.    Observasi sekolah.
2.    Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan terdiri dari:
a.    Penentuan sampel penelitian sebagai kelas eksperimen.
b.    Pelaksanaan uji coba penelitian.
c.    Analisis dan revisi instrumen penelitian.
d.    Tes awal untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol.
e.    Proses pembelajaran menggunakan model PBL pada kelas eksperimen dan konvensional pada kelas kontrol.
f.     Pelaksanaan tes akhir.
3.    Tahap Akhir
Tahap akhir terdiri dari:
a.    Mengolah data hasil penelitian menggunakan program SPSS 16.0
b.    Membuat kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh.


 


 













               




[1] Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. (Bandung: Alfabeta. 2006).hal443
[2]  Riduwan. Belajar mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula. (Bandung: Alfabeta. 2009). Hal54.
[3] Riduwan.................................................hal56.
[4] Suharsimi Arikunto....................................hal65.
[5] Suharsimi Arikunto....................................hal72.
[6] Riduwan.....................................................hal98.
[7] D Priyatno.. Mandiri Belajar SPSS (Statistical Product and Service Solution) untuk Analisis Data & Uji Statistik. Mediakom: Yogyakarta.2009).hal.57
[8] Sugiyono.................................................hal.186
[9] Suherman, dkk........................................hal.139.
[10] Isnatika Trias. Peningkatan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Melalui Pemberian Tugas Concept Mapping pada Akhir Pembelajaran. Skripsi FPMIPA UPI (Bandung:Tidak diterbitkan.2009).hal.74

[11] Isnatika Trias..................................hal38
[12] Russefendi.......................................hal77
[13] Russefendi.......................................hal125
[14] Russefendi.................................................hal283
[15] Russefendi.................................................hal295
[16] Russefendi.................................................hal315
[17] Heti Yulianti. ............................................hal54
[18] Heti Yulianti. ............................................hal54
[19] D Priyatno................................................hal96.