BAB
III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen karena penelitian ini
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa khususnya kelas VII sekolah menengah pertamapada
pokok bahasan aljabar dan geometri bidang datar. Pada penelitian ini akan
digunakan dua kelas, yaitu kelas VII-1 sebagai kelas eksperimen dan kelas VII-2 sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen akan mendapat pembelajaran menggunakan
model PBL, sedangkan kelas kontrol memperoleh pembelajaran konvensional.
A. Desain
Penelitian
Adapun desain penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalent Control Group
Design, yaitu desain yang melibatkan dua kelompok. Pengukuran dilakukan
sebelum dan sesudah perlakuan diberikan, kemudian dilihat perbedaan antara
pengukuran awal dan pengukuran akhir. Desain penelitian ini
dapat digambarkan sebagai berikut:
E : O1 X O2
K O3 O4
Keterangan: O1 dan O3: Pretest
O2 dan
O4 : Posttes
X : Perlakuan (treatment)
E : Kelas Eksperimen
K : Kelas Kontrol
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono
‘Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang
menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya’. Sedangkan menurut Arikunto
‘Sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti’.
C. Definisi
Operasional Variabel Penelitian
Agar tidak terjadi perbedaan terhadap istilah dalam penelitian ini, maka
penulis memberikan penjelasan untuk istilah-istilah tersebut.
1. Variabel
bebas
Model PBL adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia
nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang cara
berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh
pengetahuan dan konsep yang esensial
dari materi pembelajaran.
2. Variabel Terikat
Kemampuan berpikir kritis adalah sebuah proses disiplin
intelektual yang aktif dan dipenuhi oleh kemampuan mengkonsep, menggunakan,
menganalisis, mensintesis, atau mengevaluasi informasi yang diperoleh, atau
menggeneralisasikan, mengobservasi, percobaan, refleksi, pemikiran, atau komunikasi sebagai petunjuk
dari setiap yang dilakukan.
D. Instrumen
Penelitian
Adapun
instrumen yang akan digunakan adalah sebagai berikut:
1.
Instrumen Tes
Instrumen tes yang digunakan
berupa soal-soal uraian yang diberikan dalam bentuk pretes dan postes. Tujuan dilakukan pretes adalah untuk
mengetahui sejauh mana kemampuan awal dari kelas kontrol dan kelas eksperimen,
sedangkan postes dilakukan untuk mengetahui sejauh mana perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa setelah dilakukan
pembelajaran.
a.
Uji Validitas Butir Soal
Menurut Arikunto“Tes
dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur”. Untuk mengetahui apakah instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini valid atau tidak, maka dilakukanlah analisis
validitas butir soal. Menghitung koefisien validitas butir soal dengan
menggunakan rumus Korelasi Produk Momen memakai
angka kasar (raw score) sebagai berikut:
Dengan:
r xy =
Koefisien korelasi item-total
X = Skor item
Y = Skor total
N = Banyaknya subjek
Interpretasi besarnya
koefisien korelasi berdasarkan patokan disesuaikan dari Riduwan
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Kriteria Koefisien
Validitas Butir Soal
Koefisien
Validitas
|
Interpretasi
|
0,80 < r ≤ 1,00,
|
Sangat tinggi
|
0,60 < r ≤ 0,79
|
Tinggi
|
0,40 < r ≤ 0,59
|
Sedang
|
0,20 < r ≤ 0,39
|
Rendah
|
r ≤ 0,20
|
Sangat rendah
|
Pengujian signifikansi
koefisien korelasi (validitas) menggunakan uji-t dengan rumus:
Keterangan:
t = nilai thitung
r = koefisien korelasi hasil rhitung
n = jumlah responden
Kaidah keputusan: Jika thitung > ttabel, berarti valid
thitung
< ttabel, berarti tidak valid
b.
Uji
Reliabilitas Tes
Reliabilitas berhubungan
dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dikatakan mempunyai taraf kepercayaan
yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Oleh karena
itu reliabilitas tes berhubungan dengan ketetapan hasil tes. Rumus yang digunakan untuk mencari koefisien
reliabilitas dikenal dengan rumus Spearman-Brown (Split Half) berikut ini:
Keterangan:
ri = nilai reliabilitas seluruh soal
rb = korelasi
product moment antara belahan pertama dan kedua (ganjil-genap)
Hasil perhitungan koefisien reliabilitas, kemudian
ditafsirkan dan diinterpretasi menurut J.P Guilford
,yaitu:
Tabel 3.2
Klasifikasi Koefisien Reliabilitas
Interval
|
Reliabilitas
|
r ≤ 0,20
|
Sangat rendah
|
0,20 < r ≤ 0,40
|
Rendah
|
0,40 < r ≤ 0,60
|
Sedang
|
0,60 < r ≤ 0,80
|
Tinggi
|
0,80 < r ≤ 1,00
|
Sangat tinggi
|
c. Indeks
Kesukaran
Indeks
kesukaran butir soal merupakan bilangan yang menunjukkan derajat atau tingkat
kesukaran butir soal. Suatu soal dikatakan memiliki tingkat kesukaran yang baik
bila soal tersebut tidak terlalu mudah dan juga tidak terlalu sukar. Soal yang
terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk meningkatkan usaha memecahkannya.
Sebaliknya soal yang terlalu sukar dapat membuat siswa putus asa dan tidak mau
untuk memecahkannya. Rumus untuk menentukan indeks kesukaran butir soal yaitu:
Keterangan:
IK = Indeks
Kesukaran.
= Rata-rata skor setiap butir soal.
Maks = Skor maksimal
setiap butir soal.
Klasifikasi indeks
kesukaran Suherman
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3
Kriteria Indeks
Kesukaran Butir Soal
Nilai IK
|
Interpretasi
|
IK = 0,00
|
Soal terlalu sukar
|
0,00 < IK ≤
0,30
|
Soal sukar
|
0,30 < IK ≤
0,70
|
Soal sedang
|
0,70 < IK ≤
1,00
|
Soal mudah
|
IK = 1,00
|
Soal terlalu mudah
|
d. Daya
Pembeda
Daya pembeda dari sebuah butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan
butir soal tersebut mampu membedakan antara siswa yang mengetahui jawabannya
dengan benar dengan siswa yang menjawab salah.
Untuk
menghitung daya pembeda setiap butir soal digunakan rumus:
Keterangan :
DP = Daya Pembeda.
JBA =Jumlah
benar untuk kelompok atas.
JBB = Jumlah
benar untuk kelompok bawah.
JSA =Jumlah
siswa kelompok atas.
JSB =Jumlah
siswa kelompok bawah.
Maks = Skor maksimal
setiap butir soal.
Kriteria tolak ukur daya pembeda butir soal
Suherman yang sering digunakan disajikan pada tabel
3.4 sebagai berikut:
Tabel 3.4
Kriteria Daya Pembeda Butir Soal
Nilai DP
|
Interpretasi
|
DP ≤ 0,00
|
Sangat jelek
|
0,00 < DP ≤ 0,20
|
Jelek
|
0,20 < DP ≤ 0,40
|
Cukup
|
0,40 < DP ≤ 0,70
|
Baik
|
0,70 < DP ≤ 1,00
|
Sangat baik
|
2.
Instrumen
Non Tes
Instrumen non tes
yang digunakan yaitu angket. Angket ini digunakan untuk mengukur sikap dan
tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang digunakan. Pengisian angket
dilakukan setelah berakhirnya pembelajaran bersamaan dengan postes.
E. Pengembangan Bahan Ajar
Bahan ajar yang digunakan
pada penelitian ini disusun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan memperhatikan
beberapa prinsip-prinsip penyusunan RPP. Prinsip-prinsip penyusunan RPP yakni :
1.
Memperhatikan
perbedaan individu peserta didik
2.
Mendorong
partisipasi aktif peserta didik
3.
Memberikan umpan balik dan tindak lanjut
4.
Keterkaitan
dan keterpaduan
5.
Menerapkan
teknologi informasi dan komunikasi
F.
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat dilakukan melalui tes
dan non tes. Pengumpulan data melalui tes meliputi pretest dan postest yang diperoleh dari hasil tes siswa yang
dikategorikan ke dalam jenis data kuantitatif dan non tes meliputi
angket untuk siswa yang dikategorikan ke dalam jenis data kualitatif.
Tes untuk siswa diberikan sebanyak dua kali yakni
pretes dan posttes untuk masing-masing kelas eksperimen dan kontrol. Pretes
diberikan untuk mengetahui kemampuan awal berpikir kritis siswa dalam pelajaran
matematika. Pretes ini diberikan di awal sebelum pembelajaran matematika.
Sedangkan postet diberikan setelah pembelajaran matematika berlangsung. Postes digunakan untuk
mengetahui kemampuan berpikir
kritis siswa pada pembelajaran matematika setelah diterapkan model PBL
pada awal, inti, dan akhir pembelajaran. Angket digunakan dalam penelitian untuk
mendapatkan data mengenai sikap siswa terhadap pembelajaran matematika
dengan menggunakan model PBL.
G. Teknik
Pengolahan (Analisis) Data
Pengambilan data dapat dilakukan
dengan beberapa cara yaitu dengan memberikan soal pretes dan posttes kemudian pemberian angket pada kelas eksperimen. Data yang telah
diperoleh kemudian dikategorikan ke dalam jenis data kualitatif dan
kuantitatif. Data kualitatif berupa data hasil pengisian
angket sedangkan data kuantitatif diperoleh dari hasil pretes dan postes. Setelah data-data diperoleh, kemudian
diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1.
Pengolahan
Data Kuantitatif
Pengolahan data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan uji statistik
terhadap hasil data pretes, postes, dan N-Gain
dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk menguji hipotesis dilakukan
analisis statistik pengujian kesamaan dua rata-rata N-Gain antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah
sebelumnya dilakukan pengujian normalitas data dan homogenitas untuk menentukan apakah dalam
pengujian hipotesis digunakan Statistik Parametrik atau non Parametrik. Dapat ditentukan rata-rata skor dan deviasi standarnya
sebagai berikut:
1.
Menghitung rerata skor pretes, postes, dan N-Gain menggunakan rumus:
2.
Menghitung deviasi standar skor pretes, postes dan
N-Gain menggunakan rumus:
3.
Menguji normalitas data skor pretes, postes dan N-Gain digunakan rumus uji kecocokan
(Chi Kuadrat) sebagai berikut:
f0 = frekuensi dari yang
diamati
fe = frekuensi yang
diharapkan
k = banyak kelas
4.
Menguji homogenitas varians skor pretes, postes, dan
N-Gain menggunakan rumus:
5.
Jika sebaran data normal dan homogen, uji
signifikansi dengan statistik uji t berikut:
Perhitungan N-Gain
diperoleh dari skor pretes dan postes masing-masing kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Peningkatan kompetensi yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran
dihitung dengan rumus g faktor (N-Gain) dengan rumus menurut Meltzer
adalah sebagai berikut:
Keterangan:
Spost = Skor postes
Spre = Skor pretes
Smaks = Skor maksimum
Interpretasi N-Gain menurut Hake
disajikan pada tabel 3.5 berikut:
Tabel
3.5
Klasifikasi
Interpretasi N-Gain
Besar Persentase
|
Interpretasi
|
g > 0,7 |
Tinggi
|
0,3 < g < 0,7 |
Sedang
|
g < 0,3 |
Rendah
|
Langkah-langkah
pengujian yang ditempuh untuk data pretes, postes dan N-Gain adalah sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah
data kedua kelas berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah
data yang diperoleh memiliki varians yang homogen atau tidak. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui
apakah variansi populasi data yang diuji memiliki variansi yang homogen atau
tidak.
c. Uji T Independent Sample T Tes
Uji T dimaksudkan untuk menguji perbedaan
rata-rata secara signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah
diberi perlakuan Ketentuan dalam uji hipotesis menggunakan uji T Independent Sample T Test sebagai
berikut:
1) Ho : m1 = m2
Hi : m1 ≠ m2
2) Signifikan 5 %
3) Daerah kritis
Ho ditolak jika Sig. (2-
tailed < 0,05)
4)
Statistik Uji
Nilai Sig. (2-tailed)
5)
Kesimpulan
Jika Sig. (2-tailed)
< 0,05, maka Ho ditolak, dan Hi diterima sebagai jawaban hipotesis.
2.
Pengolahan
Data Kualitatif
Untuk mengolah data angket ini dilakukan
dengan menggunakan skala Likert. Dalam pengolahan data angket menggunakan skala
Likert, berikut pemberian skor yang digunakan:
a. Untuk
pernyataan positif
SS (Sangat Setuju) skor
5
S (Setuju) skor
4
N (Netral) skor
3
Tidak Setuju skor
2
Sangat Tidak Setuju skor
1
b. Untuk
pernyataan negatif
SS (Sangat Setuju) skor
1
S (Setuju) skor
2
N (Netral) skor
3
Tidak Setuju skor
4
Sangat Tidak Setuju skor
5
Untuk
interval kategori yang digunakan pada proses pengolahan data adalah interval
kategori menurut Rahmat dan Solehudin (2006:53) dengan ketentuan pada tabel 3.6 sebagai berikut:
Tabel 3.6
Interval Kategori
No.
|
Interval
|
Kategori
|
1.
|
X ≥
ideal + 1,5 Sideal
|
Sangat Tinggi
|
2.
|
ideal + 0,5 Sideal ≤ X
<
ideal + 1,5 Sideal
|
Tinggi
|
3.
|
ideal - 0,5 Sideal ≤ X
<
ideal + 0,5 Sideal
|
Sedang
|
4.
|
ideal - 1,5 Sideal ≤ X
<
ideal - 0,5 Sideal
|
Rendah
|
5.
|
X <
ideal - 1,5 Sideal
|
Sangat Rendah
|
ideal =
Xideal
Sideal =
ideal
G. Prosedur
Penelitian
Prosedur penelitian ini
dirancang untuk memudahkan dalam pelaksanaannya. Penelitian ini dikelompokkan
dalam tiga tahap, yaitu: tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir.
1.
Tahap Persiapan
Tahap
persiapan terdiri dari:
a. Pengajuan
judul.
b. Penyusunan
dan pengajuan proposal.
c. Pembuatan
bahan ajar.
d. Pembuatan
perlengkapan keperluan penelitian.
e. Pembuatan
kisi-kisi instrumen penelitian.
f. Pembuatan
instrumen penelitian.
g. Pengurusan
surat-surat perizinan penelitian.
h. Observasi
sekolah.
2.
Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan
terdiri dari:
a. Penentuan
sampel penelitian sebagai kelas eksperimen.
b.
Pelaksanaan uji coba penelitian.
c.
Analisis dan revisi instrumen penelitian.
d.
Tes awal untuk kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
e.
Proses pembelajaran menggunakan model PBL
pada kelas eksperimen dan konvensional pada kelas kontrol.
f. Pelaksanaan
tes akhir.
3. Tahap Akhir
Tahap akhir terdiri dari:
a.
Mengolah
data hasil penelitian menggunakan program SPSS
16.0
b. Membuat kesimpulan berdasarkan data yang
diperoleh.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. (Bandung: Alfabeta. 2006).hal443
Riduwan. Belajar mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan
dan Peneliti Pemula. (Bandung: Alfabeta. 2009). Hal54.
D Priyatno.. Mandiri Belajar SPSS (Statistical Product
and Service Solution) untuk Analisis Data & Uji Statistik. Mediakom:
Yogyakarta.2009).hal.57
Isnatika Trias. Peningkatan
Pemahaman Konsep Matematis Siswa Melalui Pemberian Tugas Concept Mapping pada
Akhir Pembelajaran. Skripsi FPMIPA UPI (Bandung:Tidak
diterbitkan.2009).hal.74